1. Pencipta Five Nights at Freddy's, Scott Cawthon tidak membuat game design document untuk gamenya, melainkan menyimpannya di kepala, dengan pengecualian antara lain to do list untuk melacak jejak aset game dan pembicaraan Phone Guy.
2. Scott Cawthon mengalami kesulitan dalam pembuatan gamenya. Hal tersebut juga dia sebutkan dalam game ketiga Five Nights at Freddy's, di mana dia mengatakan dia mendapat angka "$0" dalam crowdfunding, jadi dia tidak bisa menjamin kualitas dengan menyewa testers. Jadi, dia meminta bantuan teman-teman dan anak-anaknya untuk melakukan tes pada game buatannya.
"While working on the first game, I started a crowdfunding campaign for it. I raised exactly zero dollars."
3. Seperti yang dikatakan sebelumnya, Scott Cawthon meminta bantuan kedua anaknya untuk melakukan tes pada gamenya. Satu dari anaknya ahli menemukan rahasia dan satunya lagi ahli dalam 'finding exploits'. Jadi itu kombinasi yang bagus.
4. Sebelum mengerjakan FNaF, Scott harus memilih game mana yang akan dia buat dari tiga game potensial, mengetahui game tersebut akan jadi game terakhirnya sebelum memulai karir baru. Dia harus memilih antara sequel The Desolate Hope, remake dari game pertamanya - Legacy of Flan, atau ide baru tentang animatronics dan kamera keamanan.
"Before I began work on FNaF, I had to choose what game to make out of three potential games, knowing it might be my last try before having to start a new career. I was choosing between a sequel to The Desolate Hope, a remake of my first game - Legacy of Flan, or a new idea about animatronics and security cameras."
5. Nama Freddy, Bonnie, Chica dan Foxy tidak dimaksudkan menjadi nama resmi para anomatronics, melainkan nama sebutan dari Scott Cawthon untuk mereka selama development. Dia berencana memberikan nama resmi nantinya, namun dia mulai terikat dengan nama-nama tersebut dan terjebak hingga gamenya selesai dibuat.
"Fun fact: The names Freddy, Bonnie, Chica and Foxy were just nicknames while I worked on the characters. I was planning on giving them official names later but had grown very fond of them by the time the game was done."
6. Dalam game pertamanya, Freddy pada awalnya tidak dimaksudkan untuk berjalan mengelilingi restoran, namun hanya "menangkapmu" ketika waktunya habis. Hal tersebut diubah sebelum gamenya dirilis.
"In the original game, Freddy was never originally meant to move around the diner and was only meant to "get you" if your time ran out. This was changed before release."
7. Di dunia nyata, Scott Cawthon pernah mendapat mimpi buruk tentang Bonnie. Dia bermimpi bahwa Bonnie berada di koridor di luar kamarnya, jadi dia buru-buru menutup dan menahan pintunya. Dia menemukan bahwa pintunya terkunci dan itu memenuhinya dengan rasa takut. Di FNaF 1, jika pintu terkunci itu berarti sesuatu sudah ada di dalam ruangan kantormu. Jadi, saat dia merasa pintunya terkunci dia merasa Bonnie ada di dalam kamarnya dan akan mendapatkannya.
"In real life I tend to have waking-nightmares, meaning that I walk in my sleep, etc. One night I dreamt that Bonnie was in the hall outside my door, so I jumped out of bed and rushed to hold the door shut. I discovered that the door was locked and it filled me with dread. In FNaF 1, when the doors don't work, it means something is already in your office! So when I felt that the door was locked, I felt like bonnie was in my bedroom and was about to get me! Thankfully, I woke up. "
8. Scott Cawthon melakukan modelling untuk karakter Foxy dalam perjalanan 24 jam ke rumah mertuanya pada musim panas 2014. Sangat sulit melakukan modelling karakter 3D dalam perjalanan mobil yang penuh benturan. Mungkin itulah mengapa Foxy terlihat sangat tersobek-sobek. Di rumah mertuanya itulah pertama kali anak-anaknya merasakan jumpscare Foxy.
"I actually modeled the Foxy character on my laptop while riding on a 24hr drive to visit my in-laws over the summer of 2014. It's very difficult to model a 3D character on a bumpy car ride. Maybe this is why Foxy looks so torn up!
While we were there visiting, my kids got to experience Foxy's jumpscare for the first time! "
9. Karakter Phone Guy disuarakan sendiri oleh Scott Cawthon. Karena tentu saja, dengan biaya yang terbatas dia tidak akan menyewa seorang voice actor. Bagaimanapun juga, siapa yang menyuarakan Phone Dude di game ketiga masih dipertanyakan.
10. Seri pertama Scott Cawthon adalah The Pilgrim's Progress. Dia mengunggah bagian pertama dari seri delapan bagian tersebut ke YouTube dengan username-nya, Animdude.
11. Ringkasan dari kisah Scott Cawthon: Scott Cawthon juga membuat game lain sebelum Five Nights at Freddy's, seperti The Desolate Hope, Sin N' Survive dan Chipper and Sons Lumber Co.. Beberapa dari mereka diserahkan ke Steam Greenlight. Saat The Desolate Hope berhasil melewati prosesnya, beberapa game, terutama Chipper and Sons Lumber Co., mendapat kritikan berat oleh reviewers terkemuka karena memiliki karakter-karakter yang bergerak dan berinteraksi satu sama lain seperti mesin animatronics tanpa nyawa. Saat merasa terus-menerus dikecilkan, Cawthon langsung memutuskan untuk memanfaatkan karakter mirip animatronic-nya sebagai kelebihan, memercik pengembangan Five Nights at Freddy's.
12. Cawthon merupakan ayah dari dua anak dan sekarang ini tinggal di Salado, Texas, Amerika Serikat.
13. Dia juga dihargai sebagai bagian dari Hope Animation, yang merupakan "proyek animator-animator Kristen yang bertujuan untuk menyebarluaskan ajaran Yesus Kristus". Ya, dia memang merilis banyak game yang berhubungan dengan Injil dan dia terbilang religius, namun kemudian dia memutuskan untuk memulai beberapa proyek yang lepas dari Injil.
14. Scott Cawthon merupakan lulusan Art Institute of Houston, Texas dan juga telah merilis beberapa film independen, seperti Noah's Ark, A Christmas Journey dan Jesus' Kids Club.
15. Scott telah menyadari bahwa Freddy's akan jadi hit melihat banyaknya Let's Play dari game buatannya di YouTube.
16. Game pertama mendapatkan tanggapan yang bagus, tapi dia mendapat surat dari haters saat memposting teaser dari game keduanya. Namun, dia baik-baik saja dengan hal tersebut dan mengatakan bahwa perdebatan dan opini akan jadi berita bagus untuk gamenya.
"I've gotten a lot of hate mail about the teaser images of the second game, and I'm totally ok with it! All they see are the teaser images. They have no idea how it all fits in. Strong opinions and heated debate aren't a bad thing at all. Anything that keeps the fire burning is a good thing."
17. Pada Februari 2015 Scott menyatakan bahwa dia di-hack dan seseorang membagikan gamenya secara gratis dan melampirkan link ke game yang dia maksud. Bagaimanapun juga, link tersebut mengantar ke parodi game lamanya, There is No Pause Button. Kepala karakternya diubah menjadi kepala Freddy.
18. Scott Cawthon juga menyumbangkan uang sebesar $249.999 pada Charity Livestream yang dilaksanakan oleh Dawko.
19. Film layar lebar Five Nights at Freddy's sedang dibuat. Para animatronics akan dibuat di Henson Creature Shop. Para animatronics akan dibuat menjadi practical effects dan tidak menggunakan CGI. Menurut Kenan, Filmnya akan fokus pada kisah dalam gamenya.
20. Terdapat kemungkinan bahwa Scott Cawthon akan kembali menyuarakan Phone Guy di film layar lebarnya.
Itulah Dia, untuk Sekarang...
Jadi itulah semua fakta seputar Five Nights at Freddy's dan developernya, Scott Cawthon. Biarkan kami tahu lebih banyak dengan mengatakan apa yang kalian tahu lewat komentar.
Berita dari Scott pada bulan Agustus bia kalian baca disini.
Berita dari Scott pada bulan Agustus bia kalian baca disini.
--And as always, have a nice day--
Ohhh makasih info scott
ReplyDeleteb*****t kok dikasih gambar jumpscare bonnie serem banget, ganti aja gambar mimpi Scott cawthon yang asli atau ASLI L sama I nya di tambahin - A*U
ReplyDeleteKlo ngomong yang sopan dong.
DeleteMasa cuma sama gambar bonnie aja serem,serem mana nya kali.
Ehh emang nya ada ya "gambar mimpi scott cawthon yang asli"
Bonnie nggak terlalu serem kok
ReplyDeleteBonnie nggak serem kok, cuma ngagetin
ReplyDeleteMeresahkan.
ReplyDelete