Monday 21 September 2015

Bagaimana Anime Mengubah Gaya Saya sebagai Penulis



Saya benar-benar ingin mengatakan bagaimana anime memberi saya teman, komunitas dan tujuan hidup, namun sekarang ini, sepertinya saya fokus pada satu hal: Bagaimana anime mengubah gaya saya sebagai penulis.

Saya sudah menulis sejak SMP, namun hingga sekarang, tulisan saya tidak lebih dari sekedar cerbung, cerpen dan fanfiction berbahasa Inggris. Kemudian, ketika awal-awal saya bersekolah di SMK, saya mulai tertarik terhadap anime, dan jauh lebih aktif terhadap topik-topik mengenainya. Maksud dari tertarik yang saya katakan tadi adalah terobsesi dalam artian yang sangat dekat. Saya kehilangan hitungan soal berapa episode yang saya tonton, yang bagus atau yang jelek, yang harem atau yang horror, yang pantas atau yang... tidak. Jadi dengan semua itu, anime mulai mempengaruhi gaya menulis saya. Melewat kehidupan sebagai minor otaku, tulisan saya memiliki perubahan yang menarik.

1. Warna Warni Mulai menjadi Ciri Umum untuk Tokoh Saya

Date A Live, Kadokawa


Apa masalahnya? Karena karakter laki-laki tangguh saya punya rambut merah muda? Dasar pembaca. Itu biasa saja.

Untuk penjelasan tambahan: Saya tidak akan begitu suka bila karakter utama laki-laki saya memiliki rambut merah menyala dan karakter perempuan pendampingnya memiliki rambut biru tua yang super panjang walau sudah dikuncir. Bagaimanapun juga, mungkin akan saya pakai, sekali-kali.

2. Adegan Aksi lebih Konyol dan Komikal

Naruto, Studio Pierrot


Saya bisa saja menambahkan hal-hal hebat, kejam, detil dan keren. Fisika tidak akan menahan imajinasi saya. Hukum hanya sebuah saran, kan? Terima kasih Ichigo. Terima kasih Naruto. Terima kasih Luffy.

Bagaimanapun juga seperti nomor 1, saya tidak akan menggunakannya sering-sering. Lagipula saya bukan ahli koreografi adegan aksi, dan saya harap saya tahu bagaimana mendeskripsikan pertarungan Might Guy vs Madara.

3. Komedi Tumbuh menjadi Bagian Terpenting dalam Alur

Lucky Star, Kyoto Animation


Bukankah kalian suka bila suatu adegan bertarung terhenti selama 4 episode demi penjelasan atau mengancam/menghina.

Komedi sangat penting dalam satu anime entah apapun genrenya, dalam 85% kasus, kalian akan menemui anime dengan beberapa elemen komedi, entah yang ringan hingga membuat kalian tertawa gila selama 12 jam. Bila dipikir-pikir, hal tersebut bagus juga bila dimasukkan ke buku tulisan kita. Hal tersebut akan menambah value dari ceritanya. Walaupun, saya lebih runcing kepada penulis yang serius.

4. Alur Buku Terinspirasi dari Anime

Call of Duty: Black Ops 3, Treyarch / To Aru Kagaku no Railgun, J.C. Staff


Tontonan seperti Fairy Tail, To Aru Kagaku no Railgun, Sword Art Online dan Puella Magi Madoka Magica menjadi sumber inspirasi untuk alur unik lainnya. Apalagi bila kita menyukai sumber inspirasi lain seperti Far Cry dan Call of Duty.

Catatan tambahan: Bila buku kalian terinspirasi dari anime, paling tidak buatlah samar-samar.

5. Menulis jadi Lebih Menyenangkan

K-ON!, Kyoto Anmation


Walaupun saya suka sekali menulis, dan sebenarnya, saya menyukainya sejak SD, memasukkan unsur anime membuatnya lebih menyenangkan lagi. Hal tersebut memberikannya elemen unik dan artistik yang tidak terdapat pada hampir semua buku dan cerita lainnya. Saya memasukkan dua hal yang saya sukai menjadi satu, walaupun saya tidak benar-benar bisa menggambar.

Nampaknya, Anime Memiliki Semuanya, ya?

Menulis cerit terinspirasi dari anime merupakan hal bagus, namun membuatnya dapat disukai pembaca non-otaku merupakan suatu tantangan. Apa kalian penulis otaku menerima tantangan tersebut?

--And as always, have a nice day--

Sumber: Rebel Hart

No comments:

Post a Comment