Jujur saja, meskipun banyak yang mengeluh dengan kurikulum - seperti terlalu banyak tugas, mata pelajaran dan sejenisnya, pasti tetap ada waktu bagi kebanyakan dari kalian untuk bermain game, setidaknya game mobile seperti Clash of Clans. Saya tidak bermaksud membela kurikulum, walaupun kesalahannya tidak hanya dari sana.
Jika kita bicara soal ujian, pasti identik dengan 'tidak boleh main game' atau tidak boleh main secara umum. Ya, tidak ada yang salah dengan itu, karena kalian para siswa harus siap-siap dengan mempelajari materi, belum lagi persiapan bersifat materil seperti pensil 2B, penghapus dan sejenisnya - jika perlu.
Bagaimanapun juga, ada cara agar kalian masih bisa bersenang-senang dengan bermain game saat minggu ujian. Memang tidak mudah, tapi inilah Cara Ujian Sukses tanpa Berhenti Main Game.
1. Disiplin Harus Dieksekusi sejak Awal, dan Sebelumnya
Saat saya sekolah di SMK, saya ingat Wali Kelas saya menceritakan teman beliau yang kuliah di Jerman, kemudian mendapat gelar sebagai salah satu lulusan tercepat. Wali Kelas saya mengatakan bahwa rahasianya adalah meluangkan waktu untuk belajar di rumah selama satu jam setiap malam. Satu... Jam! Tiap malam!
Itu gila!
Jika seseorang bisa menjadi salah satu mahasiswa yang lulus paling cepat di Jerman dengan cara itu, tentu mahasiswa, bahkan siswa Indonesia bisa melakukannya - pretty much. Kita tidak perlu les atau jam tambahan, hanya satu jam setiap malam secara rutin.
Dan jangan salahkan orang tua kalian jika mereka melarang kalian main game saat minggu ujian. Pada banyak kasus yang saya lihat ( baca dan dengar) banyak orang tua yang melarang anaknya main game saat ujian karena anak-anak itu jarang belajar saat hari-hari biasa.
Jadi jika kalian mau menunjukkan artikel ini untuk membuktkan orang tua kalian salah pastikan kalian sudah melakukan belajar satu jam per malam yang saya bicarakan.
2. Just Game, Please
Jika kalian memiliki kebebasan untuk bermain game bukan berarti hal yang sama berlaku kepada bermain yang lain. Kalian boleh main catur, kelereng, Point Blank, Clash of Clans, DOTA 2, yada-yada... tapi jangan kemana-mana seperti Facebook, Twitter dan sejenisnya, kecuali untuk bermain game.
Percaya atau tidak, media sosial seperti yang saya sebutkan tadi lebih mengalihkan perhatian dibanding video game. Karena otak manusia, bagaimanapun juga, bisa membedakan antara asli dan palsu meskipun kita berteriak 'I'm dead!' atau 'He killed me!' ketika karakter kita mati dalam game. Game itu palsu, media sosial is quite a real thing, karena kita berkomunikasi dengan manusia sungguhan (dan beberapa bot) lalu bersimpati terhadap apa yang mereka tulis. Saya tahu, ada game online, tapi kebanyakan waktu di game online orang-orang habiskan untuk membunuh satu sama lain dibandingkan berkomunikasi.
Saya tidak bisa memberi bukti sains soal ini, tapi percayalah, saya melaksanakan ujian dengan baik hingga saya aktif di Facebook. Satu-satunya cara agar saya kembali baik adalah dengan tidak aktif di Facebook selama dua tahun. Kalian tidak akan percaya berapa notifikasi yang saya dapat!
3. Bagaimana dengan Hal Produktif Lain?
Banyak siswa dan mahasiswa yang aktf di dunia blogging. Beberapa dari mereka menulis novel, menggambar komik, bahkan membuat video game, namun apa mereka lebih baik dilakukan saat musim ujian dibandingkan bermain game? 50:50, tergantung pada orang dan situasinya, yang akan saya bahas juga.
Kalian tidak akan khawatir pada reputasi kalian di game karena dunia dalam game 99% palsu. Sedangkan aktivitas produktif lain seperti blogging dan menulis buku adalah real thing. Orang-orang yang akan membaca blog, komik dan buku mereka adalah manusia sungguhan.
Bila kalian bukan blogger full time atau hanya membuat postingan saat kalian mau, itu bukan masalah. Namun jika kalian memang blogger full time yang harus memposting secara rutin, kalian mendapatkan hari yang buruk. Kalau kalian punya pengunjung setia yang mengerti bila kalian sedang ujian, good for you, tapi tidak semua blogger memilikinya. Jika kalian tidak memberi terlalu banyak kepedulian terhadap blog dan lebih senang dengan sekolah atau kuliah kalian, you're good to go.
Saya tahu, meskipun tidak seburuk media sosial, video game juga pengalih perhatian. Namun, jika seseorang seringkali tidak fokus saat belajar gara-gara game, tidak mengizinkannya main game bukan pilihan. Entah orang itu sudah kacau sejak awal, atau mungkin membiarkannya bermain game akan memperbaki keadaan, sedikit.
No comments:
Post a Comment