Saya langsung katakan jawabannya: Dua-duanya salah. Namun, dalam skenario ini, korbanlah penjahatnya.
Tentu tidak ada yang mau dianggap sebagai penjahat, karena itu sedikit 'distasteful', apalagi bagi sang korban, tapi tetaplah bersama saya disini.
Menurut kutipan dari KotakGame:
Korban yang bernama Rizky Ramadhan ternyata berumur lebih tua dari sang pelaku dan merupakan mahasiswa asal Jorong Ladang Tibarau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Selain menampar Budi, korban ternyata juga menjual akun Point Blank milik Budi karena sedang butuh uang. Timbul rasa sakit hati di benak Budi, maka saat ada kesempatan Budi langsung membunuh Rizky secara sadis. Menurut informasi yang Kru KotGa dapatkan, Rizky dibunuh oleh Budi di sebuah jalan yang sepi wilayah Sumatra Barat, dengan cara digorok lehernya menggunakan pisau serta ditusuk 2 kali pada bagian punggung dan dada.
Bisa dibilang saya pribadi lebih merasa prihatin dan kasihan terhadap Budi daripada 'korban' kejadian ini. Pertama, karena 'korban' sudah kehilangan nyawa entah bagaimanapun juga. Kedua, karena sikap 'korban' sebelum kejadian terhadap pelaku tidak patut diterima, dan tidak sesuai nilai yang berlaku, apalagi di Indonesia.
Bukan berarti saya menerima tindakan pembunuhan yang dilakukan Budi. Karena pada dasarnya membunuh adalah tindakan yang tidak benar, mengambil nyawa orang lain. Tapi, bila sang 'korban' memang sejak awal menampar kemudian seenaknya menjual akun Budi, semestinya 'korban' sudah mengantisipasi hal tersebut.
Tapi bisakah kalian bayangkan skenario dimana akun PB kalian yang dalam kasus ini bisa berharga ratusan ribu (setidaknya menurut rumor), yang kalian kembangkan dengan susah payah, melayang begitu saja dan kalian tidak dapat apa-apa? Akan sulit sekali untuk tidak menzalimi orang yang melakukannya pada kalian, apalagi bila orang itu pernah menampar kalian.
"Tapi Mr. Blogger. 'Korban' sedang membutuhkan uang saat itu. Kau tidak merasa prihatin padanya?"
Hal itu semestinya tidak dibicarakan lagi.
Kenapa? Karena dia sudah meninggal, dia sudah keluar dari urusan duniawi dan pergi ke alam dimana dia tidak membutuhkan uang.
Saya bisa saja mengatakan pada orang lain, "saya butuh uang" saat saya punya uang sebesar $300.000. Itu kalimat biasa yang digunakan pemalak untuk meminta uang pada orang lain secara paksa
Ditambah lagi dia melakukannya dengan cara yang salah sejak awal. Saya tidak akan menjual barang milik orang lain tanpa persetujuan orang tersebut, apalagi orang yang pernah saya tampar. Kecuali dengan rasa bersalah dan paranoid setelah melakukannya. Bila dipikir-pikir, mungkin saja 'korban' merasakan hal tersebut sebelum kejadian, tapi dia tetap salah.
Maka demikian saya bilang: Jangan coba-coba menyakiti orang lain.
Bagaimanapun juga, apa pelaku yang merupakan korban dari awal berhak membunuhnya? Tidak. Apa tindakan pelaku dapat diterima? Tidak.
Itulah kenapa saya mengatakannya: Dua-duanya salah tapi korbanlah penjahatnya disini.
Diluar kesimpulan ini, masih banyak hal yang perlu dipertanyakan:
Apakah 'korban' benar-benar menampar korban? Bila ya, apakah terjadi tidak lama sebelum dia menjual akun PB pelaku?
Saya tidak mau membuat kesimpulan akhir dengan buru-buru, tapi berdasarkan informasi yang saya tahu, maka saya katakan:
Jangan pernah coba-coba menyakiti orang lain, dalam artian umum. Karena bila sesuatu terjadi, misalnya dalam kasus ini, kalian butuh uang, sedangkan kalian suka menyakiti orang lain, maka orang lain, entah korban atau tidak akan lebih hitung-hitungan dan merasa terpaksa dalam membantu kalian. Sekalinya kalian memang ditolong, mungkin kalian akan jadi korban dari kejadian diatas.
Ini bukan dunia sinetron dimana korban aniaya akan diam saja dan antagonis terus bangkit. Ini dunia nyata dimana orang paling lemah bisa menghabisi orang terkuat dalam satu sentakan. Atau dalam kasus ini, satu tebasan di leher dan dua tusukan di tubuh.
Ya, saya pernah menyakiti orang lain, tapi setidaknya saya tidak bermaksud melakukannya. Lagipula, sejak awal kalian tidak diperbolehkan menyakiti orang lain secara sengaja tanpa perlu diberitahu orang asing yang menuliskannya di blog.
Pada dasarnya, cobalah untuk tidak menyakiti orang lain. Itulah prioritas saya sejak berlatih di Secapa AD. Meskipun dalam kasus saya bukan dalam artian berhati-hati, namun paranoid. Pesan untuk kalian, jangan jadi seperti saya: Paranoid.
Itu saja yang ingin saya katakan pada "rant" ini. Beritahukan pendapat kalian lewat komentar, karena itu akan sangat berarti.
--And as always, have a nice day--
No comments:
Post a Comment